Jumat, 08 Agustus 2014

I'm In Love with you.

Waaaaaaaaah... Lama banget gue ga kambek! Udah berapa lama gue ga nyapa kalian semua? Padahal gue libur ada 6 minggunya loh tapi ya males aja nulis blog, sibuk nontonin anime yang gue download secara maraton mulai dari hyouka, sket dance, sampe attack on titan. Tapi sekarang gue bukan mau cerita tentang anime yang gue tonton, itu mah lain kali lagi. Sekarang gue mau bikin letter lagi gitu. Yu ah cekidot.
tapi sebelum baca ni cerita, gue rekomendasikan lagu yang emang cocok didenger waktu baca ni cerita. Judulnya I'm In Love - Ailee. 
yaudah deh, sekarang gue persilahkan aja buat kalian baca ni ceritanya. selamat membaca :)
I'm in Love with you.
Jum'at, 8 Juli 2014.

Seperti  biasa, aku menatapmu dari kejauhan. Kali ini kelas kita berseberangan dengan jarak yang cukup jauh sebesar dua lapangan basket sekolah.
Kau bersender di tembok pembatas sambil mengobrol dan tertawa bersama teman-temanmu dengan sesekali melihat ke lantai satu dimana berkumpulnya anak kelas sepuluh yang sedang berbaris di lapangan sekolah sambil memakai atribut mos-nya.
Ya, hari ini adalah hari mos untuk anak baru yang masih berseragam putih biru itu, entah kapan mereka mulai memakai seragam putih abu-abu seperti para kakak kelasnya yang menonton mereka dari lantai atas seperti yang dilakukan olehku dan juga olehmu di seberang sana.
Melihatmu dari kejauhan seperti ini, membuat senyumanku mengembang seperti bunga yang sedang mekar-mekarnya. Memang, wajahmu tidak terlihat jelas dari kejauhan, tapi aku sangat bahagia. Bahagia karena bisa melihatmu, bahagia karena dapat menikmati senyumanmu walau kutahu senyum itu bukan untukku.
Tapi yang anehnya, ketika kau berada di dekatku, maksudku ketika kau berada di sekitarku. Jantungku terasa ingin loncat dan berguling ditengah-tengah lapangan yang penuh dengan hiruk-pikuk anak-anak baru yang sedang di mos itu, contohnya saja saat kau dan aku sama-sama berada didalam kantin yang penuhnya bukan main itu.
Jantungku serasa mau lepas dan perutku bergejolak tak tahu malu ketika mataku melihat sosokmu yang berdiri didepan dondangan mpek-mpek yang cukup ramai itu. Sungguh, aku tak sanggup melihatmu berada begitu dekat denganku. Sialnya, keempat teman sekelasku yang selalu bersamaku sejak kelas sepuluh itu terus menggodaku dengan menyuruhku berdiri didekat mereka, atau lebih tepatnya berdiri didekatmu. Ah... Padahal sudah kubilang pada mereka kalau kau sudah mengenalku.
Ya, dua hari yang lalu entah mengapa tiba-tiba saja ada sebuah keberanian yang menjalar dihatiku ketika melihat DP yang kau pasang pada profil BBM-mu.
Saat itu juga aku berbicara pada saudaraku, lalu mengatakan kalau aku ingin mengirim BBM padamu, tentu saja dia terkejut. Karena sebelumnya aku sudah mengatakan pada saudaraku kalau aku menyukai pria yang sedang kulihat Display Picturenya itu yang bukan lain adalah dirimu.
Dia, saudaraku tentu saja mendukungku, ia bahkan menawarkan bantuannya untuk mengirim BBM padamu.
Terjadilah balas kirim BBM bersamamu, walau dengan modus akan membeli barang yang kau jual lewat BBM-mu.
Tapi, aku sangat merasa bahagia, aku bahkan tak bisa menutup mataku ketika malam menjelang padahal aku tahu kalau besok harus bangun pagi dan berangkat ke sekolah.
Tapi, jujur. Walau aku sudah berkirim BBM denganmu, aku masih takut. Seperti hari ini. Aku masih takut untuk menyapamu. Demi apapun aku sangat takut!
Kegugupan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Kegugupan yang belum pernah kurasakan dengan masa laluku tiba-tiba saja menerjang tubuhku. Jujur saja, sebelumnya, sebelum aku bertemu denganmu aku pernah dua kali jatuh cinta pada pria yang sama-sama teman kecilku. Saat jatuh cinta pada mereka, aku tak pernah merasa gugup. Tapi ketika denganmu, peluh dingin mengucur dari dahiku.
Apa karena aku jatuh cinta padamu yang sebenarnya belum kukenal sepenuhnya?
Jujur, aku sudah banyak bertanya mengenaimu pada teman dekatku yang juga teman lamamu. Dia banyak bercerita tentangmu yang sering membuat senyumanku mengembang, hingga suatu hari ia berkata padaku kalau ada gadis lain yang menyukaimu dan ia berada dikelas dan ekskul yang sama denganmu, aku tak tahu wajahnya sepeti apa tapi aku tahu namanya. Jujur saja, aku merasa minder ketika mendengar cerita temanku itu. Aku minder, mungkin saja gadis itu lebih baik dariku dan ia memang sudah dekat denganmu. Apalagi dia adalah teman sekelasmu yang pastinya dapat melihat dan berbincang denganmu setiap harinya. Katakan padanya, aku cemburu.
Ada lagi, kali ini gadis cantik dari kelas bawah. Kudengar dia dekat denganmu? Benarkah itu? Gadis cantik hidung mancung kulit putih dekat dengan pria yang kucintai, bagaimana aku tak cemburu? Katakan padanya, aku sangat cemburu padanya.
Tapi, aku kembali bepikir. Memangnya aku pantas cemburu kepada gadis-gadis itu? Kau, bahkan bukan siapa-siapa bagiku. Dan aku, bukanlah siapa-siapa Bagimu.
Hubungan kita hanyalah sebatas penjual dan calon pembeli. Serendah itukah hubungan kita? Tidak bisakah aku berharap lebih? Lebih dari hubungan penjual dan calon pembeli. Lebih dari hubungan teman biasa? Bolehkah aku berharap?
Sekarang, harapanku adalah bisa menghadapimu tanpa adanya rasa gugup. Dan bisa tersenyum ketika mata kita saling bertabrakan.
Selanjutnya, aku berharap, seperti kata-kataku sebelumnya, aku ingin kau menjadi seseorang yang lebih dalam hidupku.
Untuk seseorang yang telah merebut hatiku kala aku masih duduk dibangku kelas sepuluh.
Tertanda,
Gadis calon pembeli.
*****

Tidak ada komentar:

Charansa